Jumat, 03 Juli 2015

# Augmented Reality




Menurut penjelasan Haller, Billinghurst, dan Thomas (2007), riset Augmented Reality bertujuan untuk mengembangkan teknologi yang memperbolehkan penggabungan secara real-time terhadap digital content yang dibuat oleh komputer dengan dunia nyata. Augmented Reality memperbolehkan pengguna melihat objek maya dua dimensi atau tiga dimensi yang diproyeksikan terhadap dunia nyata. (Emerging Technologies of Augmented Reality: Interfaces and Design).

Teknologi AR ini dapat menyisipkan suatu informasi tertentu ke dalam dunia maya dan menampilkannya di dunia nyata dengan bantuan perlengkapan seperti webcam, komputer, HP Android, maupun kacamata khusus. User ataupun pengguna didalam dunia nyata tidak dapat melihat objek maya dengan mata telanjang, untuk mengidentifikasi objek dibutuhkan

perantara berupa komputer dan kamera yang nantinya akan menyisipkan objek maya ke dalam dunia nyata.


Metode Augmented Reality 

Metode yang dikembangkan pada Augmented Reality saat ini terbagi menjadi dua metode, yaitu Marker Based Tracking dan Markless Augmented Reality.
1. Marker Augmented Reality (Marker Based Tracking)

Marker biasanya merupakan ilustrasi hitam dan putih persegi dengan batas hitam tebal dan latar belakang putih. Komputer akan mengenali posisi dan orientasi marker dan menciptakan dunia virtual 3D yaitu titik (0,0,0) dan tiga sumbu yaitu X, Y, dan Z. Marker Based Tracking ini sudah lama dikembangkan sejak 1980-an dan pada awal 1990-an mulai dikembangkan untuk penggunaan Augmented Reality.
2. Markerless Augmented Reality

Salah satu metode Augmented Reality yang saat ini sedang berkembang adalah metode "Markerless Augmented Reality", dengan metode ini pengguna tidak perlu lagi menggunakan sebuah marker untuk menampilkan elemen-elemen digital, dengan tool yang disediakan Qualcomm untuk pengembangan Augmented Reality berbasis mobile device, mempermudah pengembang untuk membuat aplikasi yang markerless (Qualcomm, 2012).

Seperti yang saat ini dikembangkan oleh perusahaan Augmented Reality terbesar di dunia Total Immersion dan Qualcomm, mereka telah membuat berbagai macam teknik Markerless Tracking sebagai teknologi andalan mereka, seperti Face Tracking, 3D Object Tracking, dan Motion Tracking.

a. Face Tracking

Algoritma pada computer terus dikembangkan, hal ini membuat komputer dapat mengenali wajah manusia secara umum dengan cara mengenali posisi mata, hidung, dan mulut manusia, kemudian akan mengabaikan objek-objek lain di sekitarnya seperti pohon, rumah, dan lain - lain. Teknik ini pernah digunakan di Indonesia pada Pekan Raya Jakarta 2010 dan Toy Story 3 Event (Widiansyah, Firman, 2014).

b. 3D Object Tracking
Berbeda dengan Face Tracking yang hanya mengenali wajah manusia secara umum, teknik 3D Object Tracking dapat mengenali semua bentuk benda yang ada disekitar, seperti mobil, meja, televisi, dan lain-lain.
c. Motion Tracking
Komputer dapat menangkap gerakan, Motion Tracking telah mulai digunakan secara ekstensif untuk memproduksi film-film yang mencoba mensimulasikan gerakan.
d. GPS Based Tracking
Teknik GPS Based Tracking saat ini mulai populer dan banyak dikembangkan pada aplikasi smartphone (iPhone dan Android), dengan memanfaatkan fitur GPS dan kompas yang ada didalam smartphone, aplikasi akan mengambil data dari GPS dan kompas kemudian menampilkannya dalam bentuk arah yang kita inginkan secara realtime, bahkan ada beberapa aplikasi menampikannya dalam bentuk 3D.
Sejarah Augmented Reality
Konsep pertama augmented reality dikenalkan oleh Morton Heilig, seorang cinematographer pada tahun 1950an. Ketika itu Augmented Reality membutuhkan sebuah alat yang besar sebagai alat output. Alat output dapat berupa yang dipasang ditubuh kita (dikenal dengan nama HMD, Head Mounted Device), ada juga yang berupa monitor, seperti monitor TV, LCD, monitor ponsel, dll. Alat HMD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 oleh Ivan Sutherland dari Harvard University. Augmented reality dengan input berupa sensor GPS diperkenalkan pada tahun 2003 dari hasil penelitian Loomis, dkk pada karya ilmiahnya Personal guidance system for the visually impaired using GPS, GIS, and VR technologies, pada tahun 1994.
Pada tahun 1996, [11]    Rekimoto dalam karya ilmiahnya Augmented Reality Using the 2D Matrix Code. In Proceedings of the Workshop on Interactive Systems and Software memperkenalkan marker 2D untuk pertama kalinya. Dua tahun kemudian ARtoolkit, augmented reality library pertama kali diluncurkan oleh Kato
Pada tahun 2009 Lab MIT(Mistry, dkk) meneliti sixth sense project dan Wear Ur World – A Wearable Gestural Interface dimana augmented reality di implementasikan pada kehidupan sehari-hari.


Penggunaan AR
Selain digunakan dalam bidang-bidang seperti kesehatan, militer, industri manufaktur, Augmented Reality juga telah diaplikasikan dalam perangkat-perangkat yang digunakan orang banyak, seperti pada telepon genggam.
-       Dalam bidang komunikasi pemasaran
Augmented Reality dikembangkan dalam bidang komunikasi pemasaran melalui media digital. Dapat dikatakan teknologi ini menjadi salah satu inovasi di bidang pemasaran digital yang tentunya dapat melengkapi media pemasaran yang telah ada selama ini. Pamela Yap, Technical Advisor Dentsu Digital Division, mengungkapkan pemasaran digital adalah pelengkap dari media nondigital seperti televisi, radio, media cetak, dan media luar ruang. Perkembangan pada pemasaran digital dirasakannya tidak akan menghapus pemasaran melalui media-media non-digital, setidaknya tidak dalam jangka waktu dekat. Tidak tertutup kemungkinan ke depannya pemasaran digital akan semakin besar akibat perkembangan telekomunikasi serta tuntutan untuk dapat terhubung dengan khalayak di tengah beragamnya media pemasaran saat ini. Kendati demikian, Pamela melihat bahwa pemasaran digital lebih
tepat untuk berkomunikasi dengan khalayak berusia muda yang lebih mengikuti perkembangan teknologi.
-       Dalam bidang hiburan
Dunia hiburan membutuhkan augmented reality sebagai penunjang efek-efek yang akan dihasilkan oleh hiburan tersebut. Sebagai contoh, ketika sesorang wartawan cuaca memperkirakan ramalan cuaca, dia berdiri di depan layar hijau atau biru, kemudian dengan teknologi augmented reality, layar hijau atau biru tersebut berubah menjadi gambar animasi tentang cuaca tersebut, sehingga seolah-olah wartawan tersebut, masuk ke dalam animasi tersebut.
-       Dalam bidang kesehatan
Contoh penggunaannya adalah saat pemeriksaan sebelum operasi, seperti CT Scan atau MRI, yang memberikan gambaran kepada ahli bedah mengenai anatomi internal pasien.
Dari gambar-gambar ini kemudian pembedahan direncanakan. Realitas tertambah dapat diaplikasikan sehingga tim bedah dapat melihat data CT Scan atau MRI pada pasien saat pembedahan berlangsung. Penggunaan lain adalah untuk pencitraan ultrasonik, di mana teknisi ultrasonik dapat mengamati pencitraan fetus yang terletak di abdomen wanita yang hamil.
-       Dalam bidang militer
Militer telah menerapkan augmented reality pada latihan tempur mereka. Sebagai contoh, militer menggunakan augmented reality untuk membuat sebuah permainan perang, dimana prajurit akan masuk kedalam dunia game tersebut, dan seolah-olah seperti melakukan perang sesungguhnya.
-       Dalam bidang penerbangan
Teknologi ini membantu pilot mendapatkan data penting mengenai bentang alam yang mereka lihat.
-      Dalam engineering design
Seorang engineering design membutuhkan augmented reality untuk menampilkan hasil design mereka secara nyata terhadap klien. Dengan augmented reality klien akan tahu, tentang spesifikasi yang lebih detail tentang desain mereka.
-       Dalam bidang Consumer Design
Virtual reality telah digunakan dalam mempromsikan produk. Sebagai contoh, seorang pengembang menggunkan brosur virtual untuk memberikan informasi yang lengkap secara 3D, sehingga pelanggan dapat mengetahui secara jelas, produk yang ditawarkan.
-       Dalam bidang Robotics dan Telerobotics
Dalam bidang robotika, seorang operator robot, menggunakan pengendara pencitraan visual dalam mengendalikan robot itu. Jadi, penerapan augmented reality dibutuhkan di dunia robot.

b.      Alat-alat yang digunakan
Untuk melihat AR, kita membutuhkan media-media seperti alat-alat perekam seperti smartphone, kamera, PC (+webcam), serta goggle glass yaitu kacamata berteknologi augmented reality buatan perusahaan Google, atau bisa juga menggunakan contact lens khusus. Dan tentunya harus ada objek acuannya yaitu Marker, atau bisa juga mendeteksi muka, atau dengan GPS.

Dengan GPS

Dunia AR sebenarnya luas banget, dan terus berkembang, contoh-contoh tadi hanya sebagian kecilnya saja. Teknologi AR bisa memungkinkan layar yang dilihat oleh Tony Stark saat menggunakan kostum Iron Man-nya, dan saat ini hal tersebut memang sedang dikembangkan dalam dunia militer. Atau dalam bidang medis, digunakan seperti pada CT Scan atau MRI, yang membuat gambaran anatomi internal tubuh pasien, dan lain-lain.
AR terus berkembang, bahkan dalam dunia game. Beberapa bulan yang lalu, Google mengeluarkan game berjudul Ingress. Game ini membutuhkan smartphone, dimana dunia tempat permainan berlangsung adalah dunia kita. Jadi, setiap pemain harus memilih menjadi bagian dari Enlightened atau Resistance, dan saling berebut untuk menguasai portal, uniknya portal tersebut ada di patung-patung, perpustakaan dan bangunan-bangunan penting yang ada di dunia kita. Jadinya setiap pemain harus menuju tempat tersebut (dunia nyata), hadapkan kamera handphone ke bangunan tersebut, dan rebut portalnya. Dan yap, game ini berbasis AR.

Ingress, Game dengan AR
-          Google glass
Google Glass merupakan sepasang kacamata Augmented Reality (AR) yang fungsinya sangat menakjubkan. Kacamata ini juga memiliki fungsi seperti yang ada pada smartphone, dan juga menggunakan Android sebagai sistem dasarnya. Seperti pada smartphone umumnya Google Glass juga memiliki GPS, kamera, dan audio input maupun output. (nytimes.com, 2012)

Google Glass merupakan bagian dari Google’s X Lab yang berusaha menciptakan ‘fiksi ilmiah yang nyata’, demikian kata Brin. Selain Google Glass, produk canggih lain buatan Google dari tim ini adalah mobil yang bisa menyetir sendiri yang kini masih dalam tahap pengembangan. (andi-techno.blogspot.com, 2012)
Misalnya seperti pengingat (reminder), menulis dan mengirim pesan suara melalui layanan perintah berbasis suara seperti Siri, peta dan arah, pengambilan foto, video call, hingga jadwal keberangkatan pesawat terbang. (youtube.com, 2012)
Sampai saat ini Kacamata Pintar Google ini masih berupa prototipe tetapi pihak Google telah mematenkan konsep produknya ini kepada US Patent & Trademark Office, Patent Full Text and Image Database. Sergey Brin lah salah satu petinggi Google yang rajin menggunakan kacamata ini, dan dialah yang setidaknya telah memberi sedikit petunjuk mengenai apa yang ada dalam kacamata ini, salah satunya adalah disaat Sergey Brin melakukan wawancara dengan Wali Kota San Francisco Gavin Newsom dengan membawa prototipe kacamata pintarnya di salah satu TV lokal.
Pada kesempatan itu, Brin menunjukkan salah satu kemampuan kacamata dengan mengambil foto Newsom. Kemudian Brin meletakkan jarinya ke bagian kanan kacamata, melakukan penggeseran, yang kemungkinan besar ia sedang membuka hasil foto di galeri. Tombol itu berupa trackpad yang bisa dinavigasikan dengan cara menggeser ke kanan-kiri dan atas-bawah. Brin kemudian mempersilakan Newsom menjajal kacamata pintar. “Jangan sentuh pad (tombol) yang di samping,” pinta Brin kepada Newsom. Newsom juga menjadi orang pertama di luar Google yang merasakan sensasi kacamata pintar. “Gambar itu sangat jelas. Anda dengan mudah melupakan bahwa sedang memakai kacamata, dan akan merasakan kekuatannya di masa depan,” tukas Newsom kepada situs teknologi Wired. (tekno.kompas.com, 2012)






Sumber :

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar