Mantan Kepala Badan Intelijen Negara, AM Hendropriyono, saat
acara pengukuhan dirinya sebagai guru besar dalam bidang ilmu intelijen di
Jakarta Selatan, Rabu (7/5/2014).
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara
Hendropriyono membuat heboh Indonesia, seiring dengan penandatangan nota
kesepahaman (MoU) perusahaan miliknya Adiperkasa Citra Lestari dengan
perusahaan otomotif asal Malaysia, Proton Holdings Bhd, Jumat (6/2/2015) lalu.
Penandatangan MoU terkait kerja sama mobil
nasional itu disaksikan langsung oleh Presiden Jokowi, Perdana Menteri Malaysia
Datuk Seri Najib Tun Razak. Kemudian, pemimpin Proton, Tun Dr Mahathir Mohamad,
Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim, derta
Duta Besar Indonesia untuk pemerintah Malaysia, Herman Prayitno.
Hendropriyono member tanggapan atas "ramainya"
komentar terhadap MoU tersebut. Ia juga berkomentar soal tudingan kedekatan
dengan Presiden Jokowi untuk melancarkan bisnis dia dan keluarganya.
"Adapun soal membangun pabrik mobil made in Indonesia, sudah menjadi cita-cita saya sejak
kebatalan KIA yang saya pegang, karena prinsipalnya diakuisisi oleh Hyundai.
Dengan bersemboyan pada "Old Soldier Never Die", pada senja hidup
saya ini, saya masih ingin berbakti kepada bangsa, yang celakanya termasuk
kepada para demagog di antara masyarakat kita," sebut Hendro.
Ia bercerita soal harapannya untuk
Indonesia dengan membuat pabrik mobil nasional. "Bakti yang saya inginkan
tersebut karena pemikiran, bahwa dulu waktu bangsa kita ada yang bikin pabrik
sepeda, anak bangsa negara-negara tetangga belum bisa bikin. Sekarang mereka ada
yang bikin pabrik automobil, kita malah belum ada. Bangsa kita bisa jadi
pecundang, karena ada saja oknum yang tidak merasa malu menjelek-jelekkan orang
lain yang dia sendiri tidak berbuat apapun untuk bangsanya," papar dia.
Salah
kaprah mobnas
Hendro menegaskan, pabrik mobil nasional
yang ingin dia buat bukanlah mobil negara. "Kalau pabrik yang akan kami
bangun dia sebut mobil nasional karena salah kaprah istilah, sebaiknya yang
bersangkutan belajar dulu istilah-istilah akademik dengan benar," tegasnya.
Menurut dia, pabrik mobil asli buatan
Indonesia memerlukan dana yang sangat besar. Dia mengaku mendapatkan
pinjaman dari sindikasi beberapa Lembaga Keuangan Luar Negeri untuk membuat
pabrik tersebut.
"Proyek ini merupakan usaha padat
karya, Insha Allah bisa menampung sampai 6.000 tenaga kerja. Yang saya tahu
jangka waktunya sangat jauh lebih lama daripada usaha property dll yang saya geluti, dalam mendatangkan keuntungan
perusahaan," ucap Hendro.
Hendro memastikan Proton digandeng untuk
kerjasama dalam bidang R&D dan teknik. "Atas dasar itu akan lebih
efisien bagi kita, dalam membangun infrastruktur beserta gelar after sale dannetworking-nya. Kerjasama ini sifatnya B to B. Kami swasta, Proton juga kini
swasta," tandasnya.
Sementara terkait kehadiran Presiden Jokowi
dan Perdana Menteri Malaysia, Najib dan Tun Mahathir, dia menuturkan hal itu
merupakan tindakan yang wajar, sebagaimana Presiden AS Barrack Obama
menyaksikan penandatangan MoU Boeing dengan perusahaan Indonesia di Bali
beberapa waktu lalu.
"Demikian seyogyanya sebagai
pemerintah memacu semangat rakyatnya, untuik bersama-sama membangun negaranya
sendiri. Obama pun di Bali menyaksikan, kawan kita swasta bertransaksi dengan
Boeing Amerika. Itu karena kita beli. Apalagi ini yang karena kita mau
membangun ," pabrik sendiri," kata Hendro.
Anak
Hendropriyono
Pada kesempatan itu, Hendro juga
"curhat" soal anak dia, Diaz Hendropriyono yang menjadi petinggi di
Telkomsel. Menurut dia, pencapaian anak bungsunya itu bukan karena dia dekat
dengan Jokowi. Ia menegaskan, dirinya dalam berteman tidak pernah karena
perhitungan untung rugi.
"Anak saya menjadi Komisaris di
Telekomsel merupakan pencapaian dia sendiri, yang menjadi ketua dan
mengorganisir relawan "Kawan Jokowi" bersama-sama kawan-kawannya yang
sekarang ada diantaranya jadi menteri. Bukan sama sekali karena saya, karena
keinginan saya justru anak saya melanjutkan usaha saya di Hendropriyono
Corporation Indonesia (HCI) yang saya bangun sejak saya pensiun pada tahun
2000. Tapi anak bungsu saya, Diaz, tidak mau menjalani hidup di bawah
bayang-bayang saya," papar Hendro.
Menantu
Hendropriyono
Masih ada satu lagi anggota keluarga
Hendropriyono yang berada di "ring 1" Presiden Jokowi yaitu Mayjen
Andika Perkasa yang ditunjuk sebagai Kepala Pasukan Pengamanan Presiden. Andika
adalah menantu Hendropriyono.
Terpilihnya Andika sempat menjadi
perbincangan karena dianggap kurang pengalaman. Sebelumnya, Andika
adalah Kepala Dinas Penerangan TNI AD dengan pangkat bintang satu.
Umumnya, untuk jabatan strategis seorang perwira setidaknya pernah menduduki
posisi setingkat.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengakui, karir Andika
melesat cepat. Catatan akademik Andika menonjol. Ia mendapatkan
gelar magister di Harvard University dan meraih gelar doktor di George
Washington University. Andika adalah orang pertama angkatan 1987 yang meraih
posisi bintang dua.
Kiprah Bisnis
Hendropriyono
Kiprah
Abdullah Mahmud (AM) Hendropriyono di ranah bisnis makin agresif. Berita
terbaru yang membuat heboh jagat negeri ini adalah soal kolaborasi bisnisnya
dengan Proton Holdings Berhad (Bhd) asal Malaysia.
Tanpa
diduga, mantan petinggi Badan Intelijen Negara ini langsung merambah bisnis
otomotif yang selama ini dikuasai oleh pebisnis Jepang. "Saya ingin
membuat mobil made in Indonesia,"
kata Hendropriyono seperti dikutip Kontan, akhir pekan lalu.
Tudingan
miring langsung mengarah ke jenderal bintang empat ini. Kedekatan dengan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dianggap menjadi jalan lapang Hendropriyono untuk
bisa berkibar di ranah bisnis.
Sayang,
purnawirawan jenderal bintang empat ini belum mau memberikan penjelasan panjang
terkait ekspansi bisnisnya selama ini. "Nanti kita ketemu lebih
lanjut," ucapnya.
Namun bila melihat ke belakang, karier Hendropriyono di ranah bisnis terbilang berjalan setelah pensiun dari dunia intelijen. Menurut situs Hendropriyono Corporation Indonesia, karier pria ini bermula dari kantor hukum yang bernama Hendropriyono dan Law Office di 2001. Kala itu, Presiden Megawati meresmikan kantor hukumnya.
Setelah berjalan selama enam tahun, nama Hendropriyono dan Law Office berganti menjadi Hendropriyono and Associates. Satu tahun kemudian, tepatnya pada 2006, nama Hendropriyono and Associates berubah lagi menjadi Hendropriyono Corporation Indonesia.
Namun bila melihat ke belakang, karier Hendropriyono di ranah bisnis terbilang berjalan setelah pensiun dari dunia intelijen. Menurut situs Hendropriyono Corporation Indonesia, karier pria ini bermula dari kantor hukum yang bernama Hendropriyono dan Law Office di 2001. Kala itu, Presiden Megawati meresmikan kantor hukumnya.
Setelah berjalan selama enam tahun, nama Hendropriyono dan Law Office berganti menjadi Hendropriyono and Associates. Satu tahun kemudian, tepatnya pada 2006, nama Hendropriyono and Associates berubah lagi menjadi Hendropriyono Corporation Indonesia.
"Grup
usaha yang membawahi beberapa anak usaha yang kuat di bidangnya," tulis
situs tersebut. Kalimat yang terpatri di situs tersebut ada benarnya. Tercatat
ada perusahaan yang terbilang cukup kuat dari sisi permodalan.
Salah
satunya adalah PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK), yang sebelumnya
bernama PT Duta Graha Indah Tbk dan menjadi pemenang tender dalam proyek wisma
atlet Hambalang, Bogor. Di perusahaan konstruksi tersebut, kini Hendropriyono
duduk sebagai komisaris utama.
Berdasarkan
laporan Nusa Konstruksi per 30 September 2014, pendapatan perusahaan ini
mencapai Rp 1,53 triliun dengan laba bersih Rp 54,16 miliar. Adapun total aset
di periode yang sama mencapai Rp 1,91 triliun.
Satu
perusahaan lain yang dikomandoi Hendropriyono adalah Mega Maroci Lines,
perusahaan jasa pelayaran di minyak dan gas bumi (migas). Di sini, Hendropriyono
memegang jabatan presiden direktur. Adapun komisarisnya adalah Ilham Bintang. (Agustinus Beo Da Costa, Markus
Sumartomdjon)
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar