Selasa, 18 November 2014

Tugas : Pelantikan Presiden 2014

Upacara Pelantikan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden Indonesia ke-7 dilakukan di Gedung DPR/MPR, Jakarta pada tanggal 20 Oktober 2014 pagi. Upacara ini menandai secara resmi dimulainya jabatan Joko Widodo sebagai Presiden dan Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden Indonesia, yang telah memenangkan pemilihan umum presiden pada 9 Juli 2014.
Jokowi dan Jusuf Kalla memperoleh suara terbanyak sebesar 53,15 persen dari total pemilih. Jumlah ini setara dengan nyaris 71 juta suara, sekaligus mengalahkan pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, yang mengumpulkan 46,85% suara (62,5 juta suara).


Joko Widodo (dikenal sebagai Jokowi) terpilih sebagai Presiden Indonesia dalam pemilu presiden 2014. Pelantikan Jokowi sebagai presiden dijadwalkan untuk dilaksanakan pada 20 Oktober 2014, tepat 5 tahun setelah awal masa jabatan kedua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jokowi, yang sebelumnya menjabat sebagai Walikota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta, banyak mendapat sorotan media nasional maupun internasional, karena dianggap sebagai presiden pertama Indonesia yang tidak berasal dari kalangan elit politik atau militer, dan gaya kepemimpinan dan kepopulerannya yang unik. Lima hari sebelum acara pelantikan, majalah TIME memuat Jokowi di halaman depannya, dengan tajuk "A New Hope" ("Harapan Baru"). Selain itu, ia juga populer di kalangan media sosial Indonesia.

Acara Pelantikan  

Sesuai Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2) dan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihan umum dilantik oleh MPR dalam sidang paripurna MPR. Acara ini dipimpin oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan. Ketua MPR membacakan keputusan KPU mengenai Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dilantik dengan bersumpah menurut agama Islam. Presiden, Wakil Presiden dan pimpinan MPR lalu menandatangani Berita Acara Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden. Setelah ini, Joko Widodo menyampaikan pidato awal masa jabatan di hadapan anggota MPR.

Sumpah Presiden dan Wakil Presiden

"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada nusa dan bangsa.”

Pidato Awal Masa Jabatan
Pidato perdana Jokowi sebagai Presiden diberi judul "Dibawah Kehendak Rakyat dan Konstitusi". Dalam pidato ini Jokowi berjanji untuk memastikan setiap rakyat merasakan kehadiran pemerintah, menyerukan rakyat Indonesia untuk bersatu dan bekerja keras dan bertekad mengembalikan kejayaan maritim Indonesia. Jokowi juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, dan menegaskan kepada pemimpin internasional bahwa Indonesia akan terus menjalankan politik luar negeri bebas aktif. 
Dalam pembukaan pidato ini, Jokowi menyebutkan nama Prabowo Subianto, calon presiden rival Jokowi pada pemilu presiden 2014. sebagai "rekan dan sahabat baik saya". Prabowo yang duduk menyaksikan langsung berdiri dan memberikan hormat kepada Jokowi.

Hadirin

Acara ini dihadiri oleh pimpinan dan anggota MPR (terdiri dari anggota DPR dan DPD) serta Presiden dan Wakil Presiden masa jabatan 2009-2014, Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. Selain itu hadir juga Mantan Presiden B.J. Habibie dan Megawati Soekarnoputri, dan mantan Wakil Presiden Try Soetrisno dan Hamzah Haz. Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, rival dari Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada pemilu 2014 juga hadir. Tamu negara yang menghadiri acara pelantikan ini diantaranya Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam, Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Perdana Menteri Australia Tony Abbott, dan Menlu Amerika Serikat John Kerry.

Acara Setelah Pelantikan
 

Setelah acara pelantikan di Gedung DPR/MPR, acara dilanjutkan dengan arak-arakan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, dengan menggunakan kereta kencana diiringi warga dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Merdeka. Di Istana Merdeka diadakan upacara sambut lepas bersama Presiden Yudhoyono dan anggota Kabinet Indonesia Bersatu II sekitar pukul 14.30. Petang harinya, diadakan Panggung Pesta Rakyat di Monumen Nasional.

Reaksi
Pelantikan Jokowi mendapat berbagai reaksi dari masyarakat dan media Indonesia maupun internasional. Masyarakat Indonesia menyaksikan acara pelantikan, baik melalui televisi atau menghadiri acara publik secara langsung. Banyak warga yang sengaja mengambil cuti dari pekerjaannya untuk menyaksikan acara ini.
Para pemimpin luar negeri mengucapkan selamat kepada Jokowi, beberapa hadir di Gedung DPR/MPR secara langsung, dan yang lan mengirimkan menteri atau utusan khusus.  Media asing menyoroti latar belakang Jokowi yang unik, perayaan yang semarak, maupun tantangan berat yang akan dihadapi Jokowi. Pasar bereaksi optimis, ditandai dengan menguatnya IHSG dan nilai tukar rupiah.

Beberapa media maupun pengamat mengkritik pelaksanaan acara ini, mempertanyakan kelayakan mengadakan pesta perayaan, saat tugas Jokowi baru saja dimulai dan belum terbukti. Warga juga menyayangkan dampak negatif dari pesta yang diadakan di Monas terhadap fasilitas publik, diantaranya kerusakan fasilitas, sampah yang berserakan, dan penggunaan alkohol oleh penonton. 
Ketegangan Politik
Dikabarkan sebelumnya bahwa terjadi ketegangan politik antara kubu KMP (Koalisi Merah Putih) dengan KIH (Koalisi Indonesia Hebat) akibat hasil Pilpres yang dimenangkan oleh pasangan Jokowi-JK dengan selisih suara yang sedikit, hanya 6,3%. Dalam hal ini, tentu kubu Prabowo-Hatta yang terkalahkan menganggap proses Pilpres telah terjadi kecurangan. Namun hal tersebut kemudian tidak terbukti setelah melalui proses persidangan dengan melibatkan saksi-saksi.
Setelah proses pertarungan panas tersebut usai, tiga hari sebelum pelantikan, Joko Widodo sebagai presiden terpilih menemui Prabowo Subianto dan kemudian menuai banyak pujian. Disinilah Prabowo menunjukkan sifat ksatria dan kenegarawannya serta Jokowi dengan sifat keramahannya.
Tidak hanya bertemu, Prabowo juga untuk pertama kalinya mengucapkan selamat atas terpilihnya jokowi sebagai presiden dan berjanji akan bersedia hadir pada acara pelantikan presiden di gedung MPR-RI. Sikap Prabowo ini patut diapresiasi, mengingat para pendukung masing-masing kubu telah terdistorsi dan tali persaudaraan telah terpecah belah akibat fanatisme terhadap kandidatnya.
Fenomena menarik tersebut kemudian memunculkan tanggapan dari beberapa tokoh. Salah satunya mantan presiden BJ. Habibie yang dikutip dari Kompas TV menyatakan bahwa gesekan yang terjadi antara jokowi dan Prabowo karena adanya oknum yang sengaja ingin membenturkan kedua kubu. Akibat adanya adu domba tersebut, muncullah persaingan panas yang juga terjadi di masyarakat.



Senin 20 Oktober 2014, adalah bagian sejarah di kancah perpolitikan Indonesia, karena pertama kalinya kita melihat presiden yang lama dan presiden terpilih bergantian kursi, hal ini juga dilakukan oleh wakil presiden lama dan wakil presiden terpilih serta ibu negara. Pemandangan ini tergambar jelas di media televisi yang menyiarkan secara live pada saat setelah Presiden Indonesia yang ke- tujuh Joko Widodo serta wakilnya Jusuf Kalla membacakan sumpah dan janji presiden/wakil presiden dimana mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono mempersilahkan Jokowi menduduki kursi presiden. Di sisi lain Boediono juga bertukar tempat dengan Jusuf Kalla . Hal ini tentu menjadi sebuah proses suksesi kepemimpinan yang demokratis.
Bukan hanya itu, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa yang dikenal sebagai rival utama Jokowi pada pemilihan presiden lalu menyempatkan diri menghadiri acara pelantikan tersebut. Padahal sebelumnya banyak yang meragukan kedatangannya, hal ini disebabkan karena adanya kesibukan Prabowo serta sesuatu yang telah kita ketahui bahwa suhu perpolitikan sebelumnya sempat memanas. Ruang MPR seketika bergerumuh dengan standing applause, terjadi standing ovation ketika Prabowo memasuki ruangan pelantikan ini.
Mengawali pidatonya, Jokowi menyapa satu demi satu para tamu kehormatan. Setelah itu Jokowi secara khusus menyapa Prabowo “Yang terhormat rekan dan sahabat saya Bapak Prabowo Subianto,” kata Jokowi. Prabowo kemudian berdiri dan memberi hormat kepada Jokowi. Hal serupa juga dilakukan kepada Hatta Rajasa yang kemudian direspon juga oleh Hatta Rajasa dengan berdiri memberi hormat.
Peristiwa yang dijelaskan diatas layaklah kiranya kita masukkan bagian dari sejarah Indonesia dan bisa kita sebut “Inilah Demokrasi indonesia yang Sesungguhnya”. Tak ada lagi lawan, semua adalah kawan yang terbingkai dalam cengkeraman Garuda.

Banyak yang berharap pemerintahan baru Jokowi JK akan memberikan angin segar bagi bangsa Indonesia, sesuai dengan ide revolusi mental yang didengungkan dan jargon Indonesia Hebat yang menghiasi sepanjang pemilihan umum lalu.
Selamat Bapak Presiden Jokowi dan Bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla. Semoga dapat memajukan negara tercinta ini. Majulah Indonesiaku!






Referensi :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar