Upacara Pelantikan
Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden Indonesia ke-7 dilakukan di Gedung DPR/MPR, Jakarta pada tanggal 20 Oktober 2014 pagi.
Upacara ini menandai secara resmi dimulainya jabatan Joko Widodo sebagai
Presiden dan Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden Indonesia, yang telah memenangkan pemilihan umum presiden pada 9 Juli 2014.
Jokowi dan Jusuf Kalla memperoleh
suara terbanyak sebesar 53,15 persen dari total pemilih. Jumlah ini setara
dengan nyaris 71 juta suara, sekaligus mengalahkan pasangan Prabowo Subianto
dan Hatta Rajasa, yang mengumpulkan 46,85% suara (62,5 juta suara).
Joko Widodo (dikenal sebagai Jokowi) terpilih sebagai Presiden
Indonesia dalam pemilu presiden 2014. Pelantikan Jokowi sebagai presiden
dijadwalkan untuk dilaksanakan pada 20 Oktober 2014, tepat 5 tahun setelah awal
masa jabatan kedua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jokowi, yang sebelumnya menjabat sebagai Walikota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta,
banyak mendapat sorotan media nasional maupun internasional, karena dianggap
sebagai presiden pertama Indonesia yang tidak berasal dari kalangan elit
politik atau militer, dan
gaya kepemimpinan dan kepopulerannya yang unik. Lima hari sebelum acara pelantikan, majalah TIME memuat Jokowi di halaman depannya, dengan tajuk "A New Hope"
("Harapan Baru"). Selain
itu, ia juga populer di kalangan media sosial Indonesia.
Acara Pelantikan
Sumpah Presiden dan Wakil Presiden
"Demi Allah,
saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil
Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang
teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya
dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada nusa dan bangsa.”
Pidato Awal Masa Jabatan
Pidato perdana Jokowi sebagai Presiden diberi judul "Dibawah
Kehendak Rakyat dan Konstitusi". Dalam pidato ini Jokowi berjanji untuk
memastikan setiap rakyat merasakan kehadiran pemerintah, menyerukan rakyat
Indonesia untuk bersatu dan bekerja keras dan bertekad mengembalikan kejayaan
maritim Indonesia. Jokowi juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden
Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, dan menegaskan kepada pemimpin
internasional bahwa Indonesia akan terus menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
Dalam pembukaan pidato ini, Jokowi menyebutkan nama Prabowo
Subianto, calon presiden rival Jokowi pada pemilu presiden 2014.
sebagai "rekan dan sahabat baik saya". Prabowo yang duduk menyaksikan
langsung berdiri dan memberikan hormat kepada Jokowi.
Hadirin
Acara ini dihadiri oleh pimpinan dan anggota MPR
(terdiri dari anggota DPR dan DPD) serta Presiden dan Wakil Presiden masa jabatan 2009-2014,
Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. Selain itu hadir juga Mantan Presiden B.J. Habibie dan Megawati Soekarnoputri, dan mantan Wakil Presiden Try Soetrisno dan Hamzah Haz. Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, rival dari Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada
pemilu 2014 juga hadir. Tamu negara yang menghadiri acara pelantikan ini
diantaranya Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam, Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Perdana Menteri Australia Tony Abbott, dan Menlu Amerika Serikat John Kerry.
Acara
Setelah Pelantikan
Setelah acara
pelantikan di Gedung DPR/MPR, acara dilanjutkan dengan arak-arakan Joko Widodo
dan Jusuf Kalla, dengan menggunakan kereta kencana diiringi warga dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Merdeka. Di
Istana Merdeka diadakan upacara sambut lepas bersama Presiden Yudhoyono dan
anggota Kabinet Indonesia Bersatu II sekitar pukul 14.30. Petang harinya, diadakan Panggung
Pesta Rakyat di Monumen Nasional.
Reaksi
Pelantikan Jokowi mendapat berbagai
reaksi dari masyarakat dan media Indonesia maupun internasional. Masyarakat
Indonesia menyaksikan acara pelantikan, baik melalui televisi atau menghadiri
acara publik secara langsung. Banyak warga yang sengaja mengambil cuti dari
pekerjaannya untuk menyaksikan acara ini.
Para pemimpin luar negeri mengucapkan selamat kepada Jokowi,
beberapa hadir di Gedung DPR/MPR secara langsung, dan yang lan mengirimkan
menteri atau utusan khusus. Media asing
menyoroti latar belakang Jokowi yang unik, perayaan yang semarak, maupun
tantangan berat yang akan dihadapi Jokowi. Pasar bereaksi optimis, ditandai
dengan menguatnya IHSG dan nilai tukar rupiah.
Beberapa media maupun pengamat mengkritik pelaksanaan acara ini,
mempertanyakan kelayakan mengadakan pesta perayaan, saat tugas Jokowi baru saja
dimulai dan belum terbukti. Warga juga
menyayangkan dampak negatif dari pesta yang diadakan di Monas terhadap
fasilitas publik, diantaranya kerusakan fasilitas, sampah yang berserakan, dan
penggunaan alkohol oleh penonton.
Ketegangan
Politik
Dikabarkan
sebelumnya bahwa terjadi ketegangan politik antara kubu KMP (Koalisi Merah
Putih) dengan KIH (Koalisi Indonesia Hebat) akibat hasil Pilpres yang
dimenangkan oleh pasangan Jokowi-JK dengan selisih suara yang sedikit, hanya
6,3%. Dalam hal ini, tentu kubu Prabowo-Hatta yang terkalahkan menganggap
proses Pilpres telah terjadi kecurangan. Namun hal tersebut kemudian tidak
terbukti setelah melalui proses persidangan dengan melibatkan saksi-saksi.
Setelah
proses pertarungan panas tersebut usai, tiga hari sebelum pelantikan, Joko
Widodo sebagai presiden terpilih menemui Prabowo Subianto dan kemudian menuai
banyak pujian. Disinilah Prabowo menunjukkan sifat ksatria dan kenegarawannya
serta Jokowi dengan sifat keramahannya.
Tidak
hanya bertemu, Prabowo juga untuk pertama kalinya mengucapkan selamat atas
terpilihnya jokowi sebagai presiden dan berjanji akan bersedia hadir pada acara
pelantikan presiden di gedung MPR-RI. Sikap Prabowo ini patut diapresiasi,
mengingat para pendukung masing-masing kubu telah terdistorsi dan tali
persaudaraan telah terpecah belah akibat fanatisme terhadap kandidatnya.
Fenomena
menarik tersebut kemudian memunculkan tanggapan dari beberapa tokoh. Salah
satunya mantan presiden BJ. Habibie yang dikutip dari Kompas TV menyatakan
bahwa gesekan yang terjadi antara jokowi dan Prabowo karena adanya oknum yang
sengaja ingin membenturkan kedua kubu. Akibat adanya adu domba tersebut,
muncullah persaingan panas yang juga terjadi di masyarakat.
Senin
20 Oktober 2014, adalah bagian sejarah di kancah perpolitikan Indonesia, karena
pertama kalinya kita melihat presiden yang lama dan presiden terpilih
bergantian kursi, hal ini juga dilakukan oleh wakil presiden lama dan wakil
presiden terpilih serta ibu negara. Pemandangan ini tergambar jelas di media
televisi yang menyiarkan secara live pada saat setelah Presiden Indonesia yang
ke- tujuh Joko Widodo serta wakilnya Jusuf Kalla membacakan sumpah dan janji
presiden/wakil presiden dimana mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono
mempersilahkan Jokowi menduduki kursi presiden. Di sisi lain Boediono juga
bertukar tempat dengan Jusuf Kalla . Hal ini tentu menjadi sebuah proses
suksesi kepemimpinan yang demokratis.
Bukan
hanya itu, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa yang dikenal sebagai rival utama
Jokowi pada pemilihan presiden lalu menyempatkan diri menghadiri acara
pelantikan tersebut. Padahal sebelumnya banyak yang meragukan kedatangannya,
hal ini disebabkan karena adanya kesibukan Prabowo serta sesuatu yang telah
kita ketahui bahwa suhu perpolitikan sebelumnya sempat memanas. Ruang MPR
seketika bergerumuh dengan standing applause, terjadi standing ovation ketika
Prabowo memasuki ruangan pelantikan ini.
Mengawali
pidatonya, Jokowi menyapa satu demi satu para tamu kehormatan. Setelah itu
Jokowi secara khusus menyapa Prabowo “Yang terhormat rekan dan sahabat saya
Bapak Prabowo Subianto,” kata Jokowi. Prabowo kemudian berdiri dan memberi
hormat kepada Jokowi. Hal serupa juga dilakukan kepada Hatta Rajasa yang
kemudian direspon juga oleh Hatta Rajasa dengan berdiri memberi hormat.
Peristiwa
yang dijelaskan diatas layaklah kiranya kita masukkan bagian dari sejarah
Indonesia dan bisa kita sebut “Inilah Demokrasi indonesia yang Sesungguhnya”.
Tak ada lagi lawan, semua adalah kawan yang terbingkai dalam cengkeraman
Garuda.
Banyak yang berharap pemerintahan baru Jokowi JK akan memberikan
angin segar bagi bangsa Indonesia, sesuai dengan ide revolusi mental yang
didengungkan dan jargon Indonesia Hebat yang menghiasi sepanjang pemilihan umum
lalu.
Selamat Bapak Presiden
Jokowi dan Bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla. Semoga dapat memajukan negara
tercinta ini. Majulah Indonesiaku!
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar