Jumat, 26 April 2013

Menengok Universitas Rakyat Indonesia di Zaman Belanda


Pada zaman kolonial Hindia Belanda, oleh para aktivis pelopor kemerdekaan Indonesia didirikan sebuah universitas khusus masyarakat pribumi yang bernamaVolksuniversiteit Indonesia atau Universitas Rakyat Indonesia. Kuliah yang dibawakan lebih menitikberatkan pada membangun jiwa nasionalisme di kalangan masyarakat pribumi Indonesia.

Bagaimana rasanya jadi dosen yang diantara para mahasiswanya yang hadir ada perwakilan pemerintah kolonial yang berhak memprotes hal-hal tertentu saat mengajar? Tentu terganggu. Hal ini dialami Moh. Yamin di zaman Hindia Belanda sekitar tahun 1930-an.
Saat memberikan mata kuliah Sejarah Indonesia, beliau mengajar dengan semangat yang menggebu disertai kalimat-kalimat sinis perihal kedatangan bangsa asing ke Indonesia. Kontan saja pegawai pemerintah kolonial dari politieke recherche (reserse politik) yang memang ditugaskan untuk turut mendengar langsung apa yang diajarkan dalam perkuliahan itu dan diberi kebebasan menegur, langsung memberikan peringatan pada Moh. Yamin.

Berikut petikan berita mengenai hal tersebut yang diwartakan oleh harian De Indische Courant 12 Oktober 1935:
Mr. Jamin ditegur
Volksuniversiteit Indonesia (Universitas Rakyat Indonesia) mengadakan perkuliahan bagi masyarakat pribumi di Gedung Pergoeroean Rajat di Kramat, Batavia.
Kuliah dibawakan oleh mr. (SH) Mohamad Jamin, yang membawakan kuliah tentangsejarah Indonesia. Dalam ceramahnya, seperti yang dilaporkan oleh De Java-Bode, ia beberapa kali menerangkan dengan nada dan kata-kata yang sarkastis yang ditujukan pada masa-masa kedatangan “bangsa asing” di negeri ini, hingga ia segera mendapat teguran dari politieke recherche (reserse politik).
Setelah itu ia kembali melanjutkan perkuliahan tersebut dengan nada yang lebih tenang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar