Minggu, 09 Juni 2013

Kegelisahan Ikan Badut Bermanfaat Bagi Anemon

Ikan giru atau ikan badut adalah ikan dari anaksuku Amphiprioninae dalam suku Pomacentridae. Sekitar dua puluh delapan spesies dikenali, salah satunya adalah genus Premnas, sementara sisanya dalam genus Amphiprion. Di alam bebas mereka bersimbiosis  dengan anemon laut. Ikan giru berwarna kuning, jingga, kemerahan atau kehitaman. Spesies terbesar mencapai panjang 18 cm, sementara yang terkecil hanya mencapai 10 cm. Seluruh jenis ini merupakan famili dari Pomacentridae.  Dengan demikian, apabila ditelusuri mereka masih saudara dengan golongan damselfish seperti Chromis, Chrysiptera, dan Dascyllus. 


Apabila mendengar nama ikan badut, dalam ingatan orang akan cenderung terbayang pada sosok ikan bernama latin Amphiprion ocellaris. Meskipun demikian, ikan badut sebenarnya terdiri tidak kurang dari 29 jenis. Mereka seluruhnya berpenampilan cantik dan lucu. Dua puluh delapan jenis ikan badut ini merupakan spesies dari genus Amphiprion, sedangkan satu jenis merupakan spesies dari genus Premnas. Premnas mempunyai ciri khusus, yaitu berupa “duri” preoperkularis yang dijumpai di bawah matanya.


Secara umum ikan badut berukuran kecil. Maksimal mereka dapat mencapai ukuran 10–15 cm. Berwarna cerah, tubuh lebar (tinggi), dan dilengkapi dengan mulut yang kecil. Sisiknya relatif besar dengan sirip dorsal yang unik. Pola warna pada ikan ini sering dijadikan dasar dalam proses identifikasi mereka, disamping bentuk gigi, kepala dan bentuk tubuh. Variasi warna  dapat terjadi pada spesies yang sama, khususnya berkenaan dengan lokasi sebarannya. Sebagai contoh A clarkii merupakan spesies yang mempunyai penyebaran paling luas, sehingga spesies ini mempunyai variasi warna yang paling banyak (tergantung pada tempat ditemukan) dibandingkan dengan spesies ikan badut lainnya.


Ikan badut diketahui merupakan ikan yang mempunyai daerah penyebaran relatif luas, terutama di daerah seputar Indo Pasific. Satu jenis, yaitu A bicinctus, diketahui merupakan endemik Laut Merah. Mereka, pada umumnya, dijumpai pada laguna-laguna berbatu di seputar terumbu karang, atau pada daerah koastal dengan kedalaman kurang dari 50 meter dan berair jernih. Di perairan Papua New Guinea, bisa ditemukan ikan badut tidak kurang dari 8 spesies. Di alam, ikan badut mengkonsumsi zooplankton, udang-udangan dan algae yang dijumpai di habitat mereka.













TEMPO.CO, Alabama - Ikan badut selalu bersembunyi diantara tentakel-tentakel anemon di barisan terumbu karang untuk menghindari predator. Namun, peneliti Amerika Serikat telah menemukan bahwa anemon juga mendapatkan manfaat atas kehadiran ikan ini pada saat mereka gelisah di malam hari.


Ketika ikan gelisah dan membuat banyak gerakan di malam hari, mereka meningkatkan aliran air di sekitar anemon. Ini berarti meningkatkan konsumsi oksigen. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Experimental Biology.


Pada malam hari, kondisi perairan laut menjadi kekurangan oksigen karena terumbu karang tak melakukan fotosintesis. Bersamaan dengan itu, justru predator ikan badut memulai perburuannya. "Ikan karang lainnya dapat bergeser ke lain tempat yang lebih banyak oksigen. Tetapi ikan badut justru akan terus menempel pada anemon dan jika menarik diri, itu bukan opsi yang menguntungkan," kata Dr Joseph Szczebak dari Universitas Auburn, Alabama yang memimpin studi ini.

Untuk memahami lebih lanjut tentang hubungan nokturnal antara ikan badut dan anemon. Dr Szczebak dan rekan melakukan perjalanan ke Stasiun Ilmu Kelautan di Aqaba, Yordania. Mereka menyelam di laut Merah. Para ilmuwan ini mampu merekam kadar oksigen berubah ketika ikan berada di anemon dan ketika ikan-ikan ini dipisahkan.















Mereka menemukan bahwa ikan dan anemon mengkonsumsi oksigen hingga 1,4 kali leih banyak ketika mereka dipisahkan. Ikan badut juga bergerak lebih agresif ketika melekat pada anemon daripada ketika sendiri.

"Perilaku ini muncul untuk meningkatkan gerakan air melalui tentakel anemon," kata Dr Szczebak. Menurutnya, anemon meningkatkan konsumsi oksigen dengan aliran air. Ini menunjukkan bahwa efek samping aliran terkait perilaku ikan badut akan meningkatkan tingkat pernapasan anemon.



Pengamatan ini jauh berbeda dengan teori sebelumnya bahwa ikan badut menjadi pasif di malam hari untuk menghindari predator. Sebaliknya, ikan yang diteliti justru sangat aktif lebih dari 80 % pada malam hari.


Menurut Dr Szczebak, tingkat aktivitas ikan ini tentu berguna untuk meningkatkan kebutuhan oksigen bagi anemon. Sebagai pertimbangan jika anemon mengempis karena kekurangan oksigen, maka ikan badut ini tak memiliki tempat berlindung.






Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/03/01/061464420/Kegelisahan-Ikan-Badut-Bermanfaat-Bagi-Anemon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar